1 Seni Rupa Macam-macam seni yang pertama adalah seni rupa yang merupakan salah satu cabang kesenian yang dapat dilihat dan berbentuk visual. Contoh dari seni nrupa adalah gambar, lukisan, patung, grafis, kerajinan tangan, kriya, dan multimedia. 2. Seni Musik
5 Kerajinan Tangan. 1. Seni Rupa. via: pexels.com. Seni rupa merupakan salah satu bagian dari cabang kesenian. Seni rupa memiliki wujud pasti dan tetap yakni dengan menggunakan elemen rupa sebagai salah satu wujud yang dikelompokkan ke dalam bentuk multimedia, gambar, lukis, patung, kerajinan tangan, kriya dan grafis.
a Seni Gambar. Seni gambar biasanya didominasi oleh goresan linear yang dihasilkan pensil, pena, atau marker. Tetapi, ciri teknis ini makin tidak mutlak, karena gambar juga bisa didominasi pengecatan seperti lukisan. Seni gambar atau disebut juga gambar saja terdiri dari beberapa jenis sesuai dengan karakter spesifiknya sebagai berikut: - Gambar bentuk
Vay Nhanh Fast Money. Gambar manakah yg paling menunjukkan jenis seni peran yg ananda ketahui1. Gambar manakah yg menunjukkan jenis seni tugas yg ananda pahami? 2. Dapatkah ananda memeragakan salah satu adegan seni peran menurut gambar tersebut? 3. Apa perbedaan yg menonjol berdasarkan aksara tokoh seni peran dr acuan gambar tersebut? 4. Dapatkah ananda mengidentifikasi pengertian seni peran dr contoh gambar tersebut? 5. Bagaimanakah pertimbangan ananda terkait eksistensi pemeran & aktris seni teater tradisional yg ada di daerahmu? Gambar manakah yg menunjukkan jenis seni peran yg ananda ketahuiGambarnya mana ngabs?gada gambarnya di situ… Jawaban mana gambarnyaa? Penjelasan maaf kurang membantuu 1. Gambar manakah yg menunjukkan jenis seni tugas yg ananda pahami? 2. Dapatkah ananda memeragakan salah satu adegan seni peran menurut gambar tersebut? 3. Apa perbedaan yg menonjol berdasarkan aksara tokoh seni peran dr acuan gambar tersebut? 4. Dapatkah ananda mengidentifikasi pengertian seni peran dr contoh gambar tersebut? 5. Bagaimanakah pertimbangan ananda terkait eksistensi pemeran & aktris seni teater tradisional yg ada di daerahmu? Gambar manakah yg menunjukkan jenis seni peran yg ananda ketahui Gambarnya mana ngabs? gada gambarnya di situ…
Home Lainnya Seni Budaya 147 guru memotivasi dan memfasilitasi peserta didik untuk memahami tujuan pembelajaran dan mengaitkan dengan sub-materi pembelajaran yang akan dipelajari peserta didik lebih lanjut. Melalui gambar pementasan teater yang dimunculkan bersifat hanyalah bersifat rangsang kreatif agar peserta didik terlibat dalam situasi pembelajaran yang akan ditempuh. Melalui rangsang gambar ini, dapat digunakan untuk mengukur pemahaman peserta didik sebelum pembelajaran sesungguhnya dilakukan. Artinya, rangsang kreatif peserta didik melalui gambar pementasan teater dapat dijadikan sebagai kegiatan pretest tes awal bagi peserta didik sebagaimana tertera pada tabel 1. Tabel 1. Pengamatan Seni Peran Melalui Rangsang Gambar Adegan Pementasan Teater No Gambar Pernyataan 1. 1. Gambar manakah yang menunjukkan karakter seni peran yang kalian ketahui? Taggapan atau jawaban peserta didik sangat beragam dan biasanya bersifat unik dengan kecenderungan melibatkan pengalaman apresiasi seni dan pengalaman hidup peserta didik. 2. 2. Dapatkah kalian memeragakan salah satu adegan karakter seni peran berdasarkan gambar tersebut? Taggapan atau jawaban peserta didik sangat beragam dan biasanya bersifat unik dan praksis dengan kecenderungan melibatkan pengalaman apresiasi seni dan pengalaman hidup peserta didik. 3. 3. Apa perbedaan yang menonjol berdasarkan karakter penokohan seni peran dari contoh gambar tersebut? Taggapan atau jawaban peserta didik sangat beragam dan bersifat analisis dengan kecenderungan melibatkan selera pengamatan visual sesuai pengalaman apresiasi seni peserta didik. 4. 4. Dapatkah kalian mengidentiikasi pengertian seni peran dari contoh gambar tersebut? Tanggapan atau jawaban peserta didik sangat beragam dan bersifat analisis dengan kecenderungan melibatkan selera pengamatan visual sesuai pengalaman apresiasi seni peserta didik. 5. 5. Bagaimanakah pendapat kalian terkait keberadaan aktor dan aktris seni teater tradisional yang ada di daerah kalian? Taggapan atau jawaban peserta didik sangat beragam dan biasanya bersifat analisis dengan kecenderungan melibatkan pengalaman apresiasi seni dan pengalaman hidup peserta didik. 1 4 7 2 5 8 3 6 9 148 Buku Guru Kelas X SMA MA SMK MAK Aktivitas Peserta Didik Aktiitas peserta didik untuk menjawab pertanyaan melalui pengamatan gambar adegan pementasan teater yang dimunculkan dipastikan memiliki kecenderungan jawaban sangat beragam dan dapat memacu pada kegiatan pembelajaran tanya jawab. Dengan jawaban yang berbeda untuk setiap peserta didik, jadikan sebagai modalitas untuk terlibat aktif dalam suasana pembelajaran yang sesunguhnya. Pendapat peserta didik apakah benar atau salah perlu dihargai dengan pujian atau arahan untuk memotivasi peserta didik agar terpacu untuk mengetahui dan memahami lebih lanjut terkait materi pembelajaran yang akan dipelajari peserta didik. Jika proses pembelajaran melalui rangsang gambar adegan pementasan tradisional yang dimunculkan kurang efektif dan membingungkan peserta didik dalam pembelajaran. Guru disarankan untuk menfasilitasi peserta didik dengan mencari media lain; video keragaman jenis dan gaya seni peran dalam bentuk cuplikan atau potongan pementasan teater tradisional setempat atau teater daerah lain. • Langkah selanjutnya, setelah peserta didik menjawab pertanyaan sebagaimana tertuang dalam buku peserta didik dan guru memperoleh jawaban atau tanggapan dari peserta didik. Guru tetap senantiasa untuk motivasi dan menfasilitasi peserta didik pada langkah pembelajaran selanjutnya. Yakni, peserta didik melakukan pengamatan mendalam bersumber ragam pementasan teater dengan sub-materi memahami jenis atau gaya seni peran dengan cara peserta didik melakukan analisis sebagaimana tertuang dalam tabel 2. Tabel 2. Analisis Ragam Jenis atau Gaya Seni Peran Melalui Rangsang Gambar Pementasan Teater No Gambar Nama Peran Ragam Gaya Seni Peran Uraian Alasan Komikal Realistis Agung 1. Seorang Raja ✓ Jenis atau gaya seni peran atau aksi pemeranannya cenderung menggunakan jenis atau gaya besar granstyle atau gaya agung dengan teknik seni peran menggunakan teknik distorsi atau pengembangan dengan sumber cerita atau lakon yang dibawakan cerita Babad, kisah para raja, hikayat para leluhur, dst., Epos Mahabarata dan Ramayana, dst. Seni Budaya 149 No Gambar Nama Peran Ragam Gaya Seni Peran Uraian Alasan Komikal Realistis Agung 2. Ibu Rumah Tangga ✓ Jenis atau gaya seni peran atau aksi pemeranannya cenderung menampilkan dengan gaya prilaku keseharian realistis dan logis, apa adanya dan masuk akal. Teknik seni peran menggunakan teknik realistis tanpa penyederhanaan stilasi atau pun pengembangan distorsi dengan sumber cerita atau lakon yang dibawakan biasannya cerita Roman sejarah dan keluarga bersumber peristiwa yang pernah terjadi dalam kehidupan masyarakat pemilik seni tradisional. 3. Pak Haji 4. Jawara 5. Dalang 6. Juru Dongeng 7. Hansip ✓ Jenis atau gaya seni peran atau aksi pemeranannya menggunakan jenis atau gaya komikal komedian, humoris, lawakan, goro-goro, dst cenderung menghibur. Teknik pemerannya menggunakan teknik penyederhanaan stilasi , baik gaya aktingnya maupun dalam unsur pendukung seni peran. Sumber cerita atau lakon yang dibawakan bersumber semua cerita Roman, Babad, Epos, Desik kisah 1001 Malam dst. 8. Penjahat dan Polisi ✓ Jenis atau gaya seni peran atau aksi pemeranannya cenderung menampilkan dengan gaya prilaku keseharian realistis dan logis, apa adanya dan masuk akal. Teknik seni peran menggunakan teknik realistis tanpa penyederhanaan stilasi atau pun pengembangan distorsi dengan sumber cerita atau lakon yang dibawakan biasannya cerita Roman sejarah dan keluarga bersumber peristiwa yang pernah terjadi dalam kehidupan masyarakat pemilik seni tradisional. 9. Pemuda Informasi Guru Jawaban peserta didik pastinya sangat beragam. Biarkan situasi pembelajaran lebih hidup dan beragam tanggapan. Guru senantiasa memotivasi dan menfasilitasi evaluasi bersama melalui silang jawaban atau pendapat antar peserta didik. Untuk kelancaran pembelajaran pada tahap pembelajaran inti, guru memotivasi dan memfasilitasi peserta didik dengan cara membuat kelompok diskusi. Pembagian kelompok diskusi, hendaklah memperhatikan pembagian 150 Buku Guru Kelas X SMA MA SMK MAK kelompok berdasarkan keragaman atau pemerataan kemampuan peserta didik. Artinya, setiap kelompok terdiri dari para peserta didik yang memilki kencederungan belajar yang berbeda, yakni kelompokan peserta didik, antara yang rajin dan kurang rajin dengan teknik pembagian dapat dilihat dari hasil tanggapan peserta didik dari antusias atau semangat pembelajaran sebelumnya. Aktivitas Peserta Didik • Langkah pembelajaran selanjutnya, setelah kondisi peserta didik dibagi dalam kelompok diskusi. Peserta didik dimotivasi dan difasilitasi untuk aktif menjawab pertanyaan dengan sub-materi tertuang pada tabel 3. Tabel 3. Format Diskusi Hasil Pengamatan Seni Peran Melalui Rangsang Gambar Adegan Pementasan Teater Nama Peserta didikKelompok NIS HariTanggal Pengamatan No. Unsur Pengamatan Uraian Hasil Pengamatan 1 Nama Peran Peran Raja, contoh jawaban sesuai gambar 1. 2 Kedudukan Peran Protogonis atau pemeran utama karena melalui tokoh ini cerita menjadi berkembang dari awal sampai akhir cerita. 3 Gaya Seni Peran Gaya Agung, jawaban sesuai gambar 1. 4 Unsur Seni Peran Pakaian kebesaran raja mahkuta, rias karakter bijaksana dst., unsur property singgasana raja dst. 5 Gambaran Singkat Adegan Peran Umpamanya Seorang raja yang tengah murka karena khabar bahwa anaknya Borosngora berguru bukan mencari ilmu kemuliaan, dst. Infomasi Guru Jawaban di atas hanyalah sebuah contoh dalam menafsir atau menginterpretasi seni peran melalui rangsang gambar pementasan teater tradisional gambar nomor 1. Oleh karena itu, peserta didik dalam situasi pembelajaran kelompok dapat memilih salah satu dari gambar pementasan teater tradisional yang akan dijadikan topik pembahasan. Pengalaman dan Seni Budaya 151 aktiitas peserta didik dalam menjawab pertanyaan pada kolom tabel yang ditugaskan adalah modal kreativitas menggali dan mengembangkan imajinasi seni peran dengan teknik seni peran dan mengkomunikasikannya bersumber pengetahuan dan pengalaman peserta didik dan antar teman. Aktivitas Peserta Didik Peserta didik dimotivasi dan difasilitasi untuk melakukan diskusi sesuai kelompok dan mempelajari buku materi untuk menjawab beberapa pertanyaan yang tertuang pada tabel 3. Selanjutnya, peserta didik dimotivasi dan difasilitasi untuk menyampaikan hasil diskusi kelompok dengan tulisan dan lisan sesuai kelompok yang dibentuk. Dilanjutkan dengan tanya jawab antar kelompok presentasi diskusi dengan peserta didik dan seterusnya sampai semua kelompok untuk mengemukakan temuannya dari hasil diskusi. Peserta didik dimotivasi dan difasilitasi untuk menjawab kembali sesuai pertanyaan yang tertuang pada tabel 1 dan tabel 2. Hal ini, dilakukan sebagai upaya optimalisasi pemahaman peserta didik dalam pembelajaran menguasai konsep seni peran. Selanjutnya, peserta didik dimotivasi dan difasilitasi untuk menyimpulkan lingkup materi seni peran mengenai; pengertian, jenis dan bentuk, serta unsur seni peran bersumber lakon teater tradisional. Peserta didik dimotivasi dan difasilitasi untuk memperbaiki hasil diskusi kelompok atau kelompok kelas berdasarkan masukan teman dan arahan guru sebagai upaya optimalisasi pemahaman peserta didik dalam mengikuti sub- materi selanjutnya. Akhirnya, guru jangan lupa melakukan tindak lanjut berupa penguatan materi yang telah dibahas, pemahaman sikap peserta didik setelah belajar konsep seni peran, pemberian tugas dan menghubungkan materi pembelajaran yang telah dipelajari dengan materi yang akan dibahas peserta didik pada pertemuan selanjutnya. Informasi Guru Kegiatan tindak lanjut berupa penugasan, guru menyarankan peserta didik secara kelompok untuk beraktiitas mencari informasi tentang konsep, teknik dan prosedur seni peran bersumber lakon teater tradisional melalui pengamatan langsung dan tidak langsung. Pengamatan langsung, peserta didik dapat melakukan wawancara, observasi pada kelompok seni teater 152 Buku Guru Kelas X SMA MA SMK MAK tradisional yang ada di lingkungan sekitar. Pengamatan tidak langsung terkait sub materi dengan cara menggunakan berbagai media pembelajaran seperti; membaca materi pembelajaran, internet, video, dst. Hindari pemberian materi atau informasi yang bersifat tuntas sehingga peserta didik tidak termotivasi untuk mencari informasi lebih lanjut. Berbagai sumber pembelajaran atau sumber informasi tentang identiikasi pengertian, jenis dan bentuk dan beberapa unsur pendukung dalam memahami konsep seni peran perlu disampaikan oleh guru, demikian pula dengan bagaimana cara untuk memperoleh informasi tersebut. Evaluasi Materi dalam buku peserta didik telah memuat latihan yang dapat dimanfaatkan oleh guru untuk memberikan penilain terhadap peserta didik. Beberapa latihan dalam buku peserta didik yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran seni peran bersumber lakon pementasan teater tradisional. Beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam melakukan evaluasi adalah keterbukaan terhadap berbagai alternatif jawaban. Peserta didik dapat memberikan berbagai jawaban yang menurut guru tidak lazim, tetapi tetap harus dihargai sepanjang peserta didik mampu memberikan penjelasan dari jawabannya tersebut. Penilaian proses untuk sub-materi ini mencakup tiga aspek dasar, yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh lembar penilaian berikut. Tabel 4. Penilai Pengetahuan No. Nama Peserta Didik Pengetahuan Total Nilai Mengidentiikasi Seni Peran Teater Tradisional Mengidentiikasi Unsur-Unsur Seni Peran Teater Tradisional Membandingkan Jenis Atau Gaya Seni Peran Teater Tradisonal 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 Dst. Skor Maksimal 15 Seni Budaya 153 Tabel 5. Penilai Sikap No. Nama Peserta Didik Pengetahuan Total Nilai Berani Mengemukakan Pendapat Menghargai Kreativitas Seni Peran Menghargai Pendapat Teman 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 Dst. Skor Maksimal 15 Tabel 6. Penilai Keterampilan No. Nama Peserta Didik Pengetahuan Total Nilai Mencari Informasi Ketelitian Menemukan Konsep Seni Peran Mengkomunikasikan Temuan 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 Dst. Skor Maksimal 15 Penilaian pada masing-masing aspek menggunakan skala Likert, yaitu dengan memberikan skor antara 1 – 5. Masing-masing skor mendeskripsikan tingkat kemampuan peserta didik, sebagai berikut. Tabel 7. Keterangan Skor Skor Penjelasan 5 Sangat Baik 4 Baik 3 Cukup 2 Kurang 1 Sangat Kurang Penilaian dilaksanakan selama KBM berlangsung. Kriteria penilaian, dilakukan dengan menggunakan nilai skor 1 sampai 5. 154 Buku Guru Kelas X SMA MA SMK MAK Tabel 8. Kriteria Penilaian No. Kriteria Penilaian Nilai Skor Keterangan 1. Sangat Baik 5 86-100 Apabila, peserta didik sangat aktif, memahami dan menanggapi dengan sangat baik dalam mengikuti pembelajaran. 2. Baik 4 76-85 Apabila, peserta didik aktif, memahami dan menanggapi dengan baik dalam mengikuti pembelajaran. 3. Cukup 3 66-75 Apabila, peserta didik cukup aktif, cukup memahami, dan cukup menanggapi dalam mengikuti pembelajaran. 4. Kurang 2 56-65 Apabila, peserta didik kurang aktif, kurang memahami, dan kurang menanggapi dalam mengikuti pembelajaran. 5. Sangat Kurang 1 50-55 Apabila, peserta didik sangat kurang aktif, sangat kurang memahami, dan menanggapi dalam mengikuti pembelajaran. Pedoman Penilaian Nilai Skor = x 100 = ........ Skor maksimal dalam penilaian proses untuk ketiga aspek tersebut adalah 45 dan skor minimal adalah 9. Apabila seorang peserta didik memperoleh total nilai 12 untuk aspek pengetahuan, 12 untuk aspek sikap, dan 9 untuk aspek keterampilan maka total nilai yang diperoleh adalah 12 + 12 + 9 = 33. Nilai 33 menunjukkan bahwa kemampuan yang dicapai oleh peserta didik adalah 33 dari 45 skor maksimal atau 3345 dikali 100 , sehingga dapat dikatakan atau disimpulkan bahwa kemampuan peserta didik adalah 73,3 atau dibulatkan kurang dari setengah 0,5 menjadi 73 dengan predikat nilai peserta didik kategori cukup untuk ketiga aspek tersebut. Penilaian hasil melibatkan tes tertulis dan tes lisan dalam memahami konsep seni peran. Penilaian hasil dilakukan pada setiap akhir pertemuan. Skor siswa ∑ 45 Seni Budaya 155 Pengayaan Tahap pengayaan merupakan tahap yang dilakukan oleh peserta didik atau kelompok peserta didik yang memiliki tingkat kompetensi yang lebih tinggi daripada peserta didik atau kelompok peserta didik yang lain. Bagi peserta didik atau kelompok peserta didik yang memiliki kompetensi yang lebih tinggi, guru dapat menstimuli mereka untuk lebih memperdalam pemahaman tentang konsep dalam pembelajaran seni peran untuk mengembangkan potensi secara lebih optimal. Tugas yang diberikan oleh guru dalam tahap ini adalah menstimuli peserta didik atau kelompok peserta didik untuk menemukan beragam konsep dalam pembelajaran seni peran dari kelompok seni teater tradisional yang ada di masyarakat. Dalam pembelajaran seni peran pengayaan materi dapat diberikan dengan cara sebagai berikut. 1. Memberikan contoh sebanyak-banyaknya materi pementasan teater tradisional yang tumbuh dan berkembang di daerah maupun teater tradisional yang ada di daerah lain di Indonesia sebagai bahan pengamatan atau apresiasi seni peran bagi peserta didik. 2. Menunjukkan berbagai contoh konsep seni peran dalam pementasan teater tradisional sebagai objek pementasan dalam memahami materi seni peran. 3. Memberikan contoh-contoh ragam jenis atau gaya seni peran sesuai dengan kecenderungan karakteristik pementasan teater dan naskah lakon yang dibawakan dalam menunjang aktiitas dan kreativitas bermain seni peran bersumber teater tradisional. Kegiatan pengayaan dalam pembelajaran seni peran bersumber teater tradisional, sangat bermanfaat untuk membuka wawasan peserta didik, memberikan stimulus dalam berikir dan berbuat lebih kreatif. Remedial Kemampuan para peserta didik tentu saja berbeda satu sama lain. Bagi peserta didik yang kurang dapat menguasai konsep ini, guru dapat mengulang kembali materi yang telah diajarkan. Pengulangan materi disertai dengan pendekatan-pendekatan yang lebih memperhatikan hambatan yang dialami peserta didik atau kelompok peserta didik dalam memahami materi pembelajaran. Misalnya, membimbing pemahaman peserta didik atau kelompok peserta didik dengan memberi lebih banyak contoh dari yang paling sederhana sampai yang agak sulit. Contoh-contoh yang diberikan dapat berupa gambar, audio, maupun audio-visual. Pendekatan lain yang dapat dilakukan guru dalam tahap remedial ini adalah dengan lebih banyak memberi perhatian 156 Buku Guru Kelas X SMA MA SMK MAK kepada peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut yang dilakukan secara menyenangkan. Pendekatan yang menyenangkan ini dapat dilakukan guru dengan tujuan agar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut dapat lebih termotivasi untuk mencari informasi yang mereka butuhkan, lebih termotivasi untuk bertanya, mengemukakan pendapat, dan menganalisis dalam lingkup konsep seni peran bersumber lakon teater tradisional. Tahap remedial diakhiri dengan penilaian untuk mengukur kembali tingkat pemahaman peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut terhadap sub- materi pembelajaran. Interaksi dengan Orang Tua Pemahaman peserta didik terhadap sub-materi pembelajaran akan dapat dicapai dengan lebih baik melalui kerjasama dengan pihak orang tua peserta didik. Oleh karena itu, guru diharapkan dapat berinteraksi dengan orang tua para peserta didik, seperti meminta kesediaan para orang tua untuk dapat menyediakan sarana yang dibutuhkan oleh anak-anak mereka, memberi kesempatan kepada anak-anak mereka untuk mengikuti kegiatan melaksanakan tugas kelompok di luar proses pembelajaran, berdiskusi dengan anak-anak mereka tentang sub-materi yang dipelajari di sekolah, serta meluangkan waktu untuk menyaksikan beragam pementasan teater tradisional dengan anak- anak mereka dan mendiskusikan pengamatan mereka terhadap pementasan teater tradisional tersebut. B. Pertemuan Kedua Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti pembelajaran pada pertemuan kedua terkait teknik dan prosedur dalam pembelajaran seni peran, peserta didik diharapkan dapat 1. Mengidentiikasi teknik seni peran bersumber lakon teater tradisional. 2. Menganalisis karakter penokohan seni peran bersumber lakon teater tradisional. 3. Berlatih teknik seni peran sesuai karakter penokohan yang dibawakan bersumber lakon teater tradisional. 4. Menampilkan seni peran sesuai karakter tokoh yang dibawakan bersumber lakon teater tradisional. Seni Budaya 157 Indikator capaian peserta didik yang telah direncanakan dalam pembelajaran teknik dan prosedur seni peran bersumber pementasan teater tradisional. Pelaksanaan pembelajarannya, guru perlu suatu upaya melalui proses pembelajaran. Proses Pembelajaran Proses pembelajaran dalam pertemuan kedua untuk mengusai teknik dan prosedur seni peran bersumber teater tradisional dilakukan dengan menggunakan pendekatan saintiik mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan. Adapun pendekatan saintiik dalam implementasi pembelajarannya dapat dilakukan dengan tidak selalu berurutan. Pendekatan pembelajaran saintiik pun, guru dapat memilih dan menggunakan beberapa model yang relevan seperti; model pembelajaran kolaboratif, model pembelajaran penemuan, model pembelajaran berbasis proyek dst. Langkah pertama dalam lingkup pembelajaran seni peran dengan pendekatan saintiik untuk memahami teknik dan prosedur dalam proses pembelajaran seni peran dapat dilakukan sebagai berikut. Informasi Guru Aktiitas guru sebagaimana biasanya sebelum masuk pada pembelajaran inti, dipastikan melakukan kegiatan pembelajaran awal atau kegiatan apersepsi. Salah satu fungsinya, guru dapat memotivasi dan memfasilitasi peserta didik untuk memahami tujuan pembelajaran yang akan dibahas dan mengaitkan dengan sub-materi pembelajaran yang telah dipelajari peserta didik sebelumnya. Aktivitas Peserta Didik Langkah selanjutnya, peserta didik dimotivasi dan difasilitasi untuk mengemukakan hasil diskusi kelompok dengan menjawab beberapa pertanyaan sebagaimana tertuang dalam buku peserta didik melalui pengamatan langsung atau tidak langsung tentang pemahaman teknik dan prosedur seni peran bersumber lakon teater tradisional dengan menggunakan berbagai media pembelajaran, seperti; membaca materi pembelajaran, berkunjung ke sanggar teater tradisional, apresiasi pementasan teater tradisional, internet, video, dst. Langkah berikutnya, peserta didik dimotivasi dan difasilitasi dalam diskusi kelompok untuk menganalisis karakter penokohan seni peran bersumber lakon teater tradisional atau lakon yang bersumber cerita daerah setempat sebagaimana tertuang pada tabel 1. 158 Buku Guru Kelas X SMA MA SMK MAK Tabel 1. Analisis Karakter Penokohan Seni Peran Lakon Si Ridon Karawang Sumber Topeng Banjet Kabupaten Karawang Nama Kelompok ..................... No. Babak Ade- gan Nama Tokoh Kedudu- kan Status Tokoh Ciri- Ciri Fisik Ciri- Ciri Psikis Rias To- koh Busana Tokoh Pera- latan Tokoh 1 Babak I Adegan 1 Si Ridon Tokoh Utama Protagonis memiliki kemampuan Pencak Silat. Seorang pemuda sekitar 30 tahunan, berperawakan ganteng, tinggi besar, berkumis dan kulit sawo matang, dst. Berjiwa; pemberani, sopan, dan pembela kebenaran. Rias karakter berwibawa, ganteng, berkumis dst. Baju kampret warna hitam pakai sabuk jawara, beriket kepala barangbang semplak, dan beralas kaki sandal capit dari kulit, dst. Golok 2 Babak II Adegan 1 Gembong Penjahat dan Antek- anteknya Tokoh Antagonis Suka berkelahi, dan merampok. Berusia tua sekitar 50 tahunan, berparas jelek, berperawakan kekar, berkumis baplang dan kulit sawo matang, dst. Berjiwa; pengecut, licik,kasar, suka memaksa dan merampas hak orang lain perampok. Rias karakter garang, lusuh, dan suka berkelahi membuat takut orang lain. Baju kampret warna hitam pakai sabuk jawara, bergelang akar bahar, beriket di leher, dan tidak beralas kaki, dst. Golok 3 Dst. Dst. Dst. Dst. Dst. Dst. Dst. Dst. Informasi Guru Analisis karakter penokohan di atas hanyalah sebuah contoh. Peserta didik dalam situasi pembelajaran kelompok dapat memilih dan menentukan penokohan seni peran bersumber lakon teater tradisional atau cerita daerah yang dapat dikembangkan dalam topik pembahasan teknik dan prosedur berkreativitas seni peran. Aktifitas Peserta Didik • Langkah selanjutnya, peserta didik dimotivasi dan difasilitasi untuk melakukan latihan seni peran dengan menggunakan teknik dan prosedur pembelajaran seni peran sesuai lakon yang dibawakan. Pembagian peran Seni Budaya 159 casting peran melalui diskusi kelompok bersumber cerita daerah atau lakon teater tradisional. Dengan panduan atau langkah-langkah peserta didik dalam berkreativitas seni peran sebagaimana tertuang pada Tabel 2. Prosedur Pembelajaran Kreativitas Seni Peran Bersumber Lakon Teater Tradisional Nama Kelompok No. Prosedur Pembelajaran Kreativitas Seni Peran Bersumber Lakon Teater Tradisional Target Capaian Peserta Didik 1. Memilih dan menentukan lakon. 2. Membaca naskah atau lakon Reading. 3. Pembagian perantokoh Casting Peran. 4. Menganalisis perantokoh. 5. Menghapal naskah atau lakon. 6. Mengamati watak tokoh bersumber teater tradisional atau cerita yang tumbuh dan berkembang di daerah setempat. 7. Mengeksplorasi seni peran dengan dialog dan teknik seni peran melalui latihan individu dan kelompok. 8. Menyeleksi watak tokoh seni peran setelah bereksplorasi melalui latihan seni peran. 9. Menyusun dan membangun watak karakter tokoh seni peran. 10. Menggabungkan seni peran dalam latihan kelompok. 11. Membentuk seni peran gladi kotor dan gladi bersih sebagai hasil latihan kelompok. 12. Menampilkan seni peran hasil latihan dan diskusi kelompok dengan tulisan, lisan dan praktik seni peran di depan kelas. Informasi Guru Tabel. 2 di atas hanyalah sebuah rambu-rambu atau kisi-kisi bagi guru untuk memandu peserta didik dalam beraktiitas dan berkreativitas seni peran sesuai prosedur pembelajaran. Keteraturan dan kelengkapan peserta didik dalam beraktiitas dan berkreativitas sesuai panduan atau langkah-langkah pada tabel 2 merupakan modal kreativitas dalam menggali potensi dan mengembangkan kemampuan peserta didik dalam seni peran dengan saling tolong menolong dan membangun kerjasama antar teman. 160 Buku Guru Kelas X SMA MA SMK MAK Aktifitas Peserta Didik • Selanjutnya, peserta didik dimotivasi dan difasilitasi untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan tulisan, lisan dan praktik memeragakan karakter penokohan dalam seni peran sesuai lakon yang dibawakan. • Peserta didik dimotivasi dan difasilitasi melakukan tanya jawab antara kelompok penyaji dengan peserta didik dan seterusnya sampai semua kelompok mempresentasikan hasil diskusinya. • Peserta didik dimotivasi dan difasilitasi untuk menyimpulkan lingkup materi pembelajaran mengenai; teknik dan prosedur seni peran yang dipelajari. • Peserta didik dimotivasi dan difasilitasi untuk memperbaiki hasil diskusi kelompok berdasarkan masukan teman dan arahan guru sebagai upaya optimalisasi pemahaman peserta didik dalam pembelajaran teknik dan prosedur seni peran. • Akhirnya, guru jangan lupa melakukan tindak lanjut berupa penguatan materi yang telah dibahas, pemahaman sikap peserta didik setelah belajar teknik dan prosedur seni peran, tagihan tugas perbaikan dan menghubungkan materi pembelajaran yang telah dipelajari dengan materi yang akan dipelajari peserta didik pada materi pembelajaran pertemuan selanjutnya. Informasi Guru Kegiatan tindak lanjut berupa penugasan, guru menyarankan peserta didik secara kelompok untuk beraktiitas mencari informasi tentang konsep, teknik dan prosedur menyusun naskah lakon bersumber lakon teater tradisional melalui pengamatan langsung dan tidak langsung. Pengamatan langsung, peserta didik dapat melakukan wawancara, observasi pada kelompok seni teater tradisional yang ada di lingkungan sekitar. Pengamatan tidak langsung terkait sub materi dengan cara menggunakan berbagai media pembelajaran seperti; membaca materi pembelajaran, internet, video, dst. Hindari pemberian materi atau informasi yang bersifat tuntas sehingga peserta didik tidak termotivasi untuk mencari informasi lebih lanjut. Berbagai sumber pembelajaran atau sumber informasi tentang identiikasi pengertian, jenis dan bentuk dan beberapa unsur pendukung dalam memahami teknik dan prosedur seni peran perlu disampaikan oleh guru, demikian pula dengan bagaimana cara untuk memperoleh informasi tersebut. Seni Budaya 161 Evaluasi Materi dalam buku peserta didik telah memuat latihan yang dapat dimanfaatkan oleh guru untuk memberikan penilain terhadap peserta didik. Beberapa latihan dalam buku peserta didik yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran teknik dan prosedur seni peran bersumber lakon pementasan teater tradisional. Beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam melakukan evaluasi adalah keterbukaan terhadap berbagai alternatif jawaban. Peserta didik dapat memberikan berbagai jawaban yang menurut guru tidak lazim, tetapi tetap harus dihargai sepanjang peserta didik mampu memberikan penjelasan dari jawabannya tersebut. Penilaian proses untuk sub-materi ini mencakup tiga aspek dasar, yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh lembar penilaian berikut. Tabel 3. Penilai Pengetahuan No. Nama Peserta Didik Pengetahuan Total Nilai Analisis Karakter Penokohan Seni Peran Mengidentiikasi Teknik Seni Peran Prosedur Berkreativitas Seni Peran 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 Dst. Skor Maksimal 15 Tabel 4. Penilai Sikap No. Nama Peserta Didik Pengetahuan Total Nilai Berani Mengemu- kakan Pendapat Menghargai Kreativitas Seni Peran Menghargai Pendapat Teman 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 Dst. Skor Maksimal 15 162 Buku Guru Kelas X SMA MA SMK MAK Tabel 5. Penilai Keterampilan No. Nama Peserta Didik Pengetahuan Total Nilai Mencari Informasi Kesungguhan Berlatih Seni Peran Mengkomunikasikan Temuan 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 Dst. Skor Maksimal 15 Penilaian pada masing-masing aspek menggunakan skala Likert, yaitu dengan memberikan skor antara 1 – 5. Masing-masing skor mendeskripsikan tingkat kemampuan peserta didik, sebagai berikut. Tabel 6. Keterangan Skor Skor Penjelasan 5 Sangat Baik 4 Baik 3 Cukup 2 Kurang 1 Sangat Kurang Penilaian dilaksanakan selama KBM berlangsung. Kriteria penilaian, dilakukan dengan menggunakan nilai skor 1 sampai 5. Tabel 7. Kriteria Penilaian No. Kriteria Penilaian Nilai Skor Keterangan 1. Sangat Baik 5 86-100 Apabila, peserta didik sangat aktif, memahami dan menanggapi dengan sangat baik dalam mengikuti pembelajaran. 2. Baik 4 76-85 Apabila, peserta didik aktif, memahami dan menanggapi dengan baik dalam mengikuti pembelajaran. 3. Cukup 3 66-75 Apabila, peserta didik cukup aktif, cukup memahami, dan cukup menanggapi dalam mengikuti pembelajaran. 4. Kurang 2 56-65 Apabila, peserta didik kurang aktif, kurang memahami, dan kurang menanggapi dalam mengikuti pembelajaran. 5. Sangat Kurang 1 50-55 Apabila, peserta didik sangat kurang aktif, sangat kurang memahami, dan menanggapi dalam mengikuti pembelajaran. Seni Budaya 163 Pedoman Penilaian Nilai Skor = x100 = ........ Skor maksimal dalam penilaian proses untuk ketiga aspek tersebut adalah 45 dan skor minimal adalah 9. Apabila seorang peserta didik memperoleh total nilai 12 untuk aspek pengetahuan, 12 untuk aspek sikap, dan 9 untuk aspek keterampilan maka total nilai yang diperoleh adalah 12 + 12 + 9 = 33. Nilai 33 menunjukkan bahwa kemampuan yang dicapai oleh peserta didik adalah 33 dari 45 skor maksimal atau 3345 dikali 100 , sehingga dapat dikatakan atau disimpulkan bahwa kemampuan peserta didik adalah 73,3 atau dibulatkan kurang dari setengah 0,5 menjadi 73 dengan predikat nilai peserta didik kategori cukup untuk ketiga aspek tersebut. Penilaian hasil melibatkan tes tertulis, tes lisan, dan praktik menguasai teknik dan prosedur seni peran. Penilaian hasil dilakukan pada setiap akhir pertemuan. Pengayaan Tahap pengayaan merupakan tahap yang dilakukan oleh peserta didik atau kelompok peserta didik yang memiliki tingkat kompetensi yang lebih tinggi daripada peserta didik atau kelompok peserta didik yang lain. Bagi peserta didik atau kelompok peserta didik yang memiliki kompetensi yang lebih tinggi, guru dapat menstimuli mereka untuk lebih memperdalam pemahaman tentang teknik dan prosedur dalam pembelajaran seni peran untuk mengembangkan potensi secara lebih optimal. Tugas yang diberikan oleh guru dalam tahap ini adalah menstimuli peserta didik atau kelompok peserta didik untuk menemukan dan berlatih teknik dan prosedur dalam pembelajaran seni peran bersumber pengamatan langsung dan tidak langsung. Dalam pembelajaran teknik dan prosedur seni peran pengayaan materi dapat diberikan dengan cara sebagai berikut. 1. Memberikan contoh sebanyak-banyaknya materi pementasan teater tradisional yang tumbuh dan berkembang di daerah maupun teater tradisional yang ada di daerah lain di Indonesia sebagai bahan pengamatan atau apresiasi seni peran peserta didik. 2. Menunjukkan berbagai contoh seni peran dalam pementasan teater tradisional sebagai objek pementasan dalam memahami materi seni peran. Skor siswa ∑ 45 164 Buku Guru Kelas X SMA MA SMK MAK 3. Memberikan contoh-contoh teknik dan prosedur seni peran sesuai dengan kecenderungan dan karakteristik pementasan teater tradisional dan naskah lakon yang dibawakan dalam menunjang aktiitas dan kreativitas bermain seni peran. Kegiatan pengayaan dalam pembelajaran teknik dan prosedur berkreativitas seni peran bersumber teater tradisional, sangat bermanfaat untuk membuka wawasan peserta didik, memberikan stimulus dalam berikir dan berbuat lebih kreatif. Remedial Kemampuan para peserta didik tentu saja berbeda satu sama lain. Bagi peserta didik-peserta didik yang kurang dapat menguasai konsep ini, guru dapat mengulang kembali materi yang telah diajarkan. Pengulangan materi disertai dengan pendekatan-pendekatan yang lebih memperhatikan hambatan yang dialami peserta didik atau kelompok peserta didik dalam memahami materi pembelajaran. Misalnya, membimbing pemahaman peserta didik atau kelompok peserta didik dengan memberi lebih banyak contoh dari yang paling sederhana sampai yang agak sulit. Contoh-contoh yang diberikan dapat berupa gambar, audio, maupun audio-visual. Pendekatan lain yang dapat dilakukan guru dalam tahap remedial ini adalah dengan lebih banyak memberi perhatian kepada peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut yang dilakukan secara menyenangkan. Pendekatan yang menyenangkan ini dapat dilakukan guru dengan tujuan agar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut dapat lebih termotivasi untuk mencari informasi yang mereka butuhkan, lebih termotivasi untuk bertanya, mengemukakan pendapat, dan menganalisis dalam lingkup konsep, teknik dan prosedur berkreativitas seni peran bersumber teater tradisional. Tahap remedial diakhiri dengan penilaian untuk mengukur kembali tingkat pemahaman peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut terhadap sub-materi pembelajaran. Interaksi dengan Orang Tua Peserta Didik Pemahaman peserta didik terhadap sub-materi pembelajaran akan dapat dicapai dengan lebih baik melalui kerjasama dengan pihak orang tua peserta didik. Oleh karena itu, guru diharapkan dapat berinteraksi dengan orang tua para peserta didik, seperti meminta kesediaan para orang tua untuk dapat menyediakan sarana yang dibutuhkan oleh anak-anak mereka, memberi kesempatan kepada anak-anak mereka untuk mengikuti kegiatan melaksanakan tugas kelompok di luar proses pembelajaran, berdiskusi dengan anak-anak mereka tentang sub-materi yang dipelajari di sekolah, serta meluangkan waktu untuk menyaksikan beragam pementasan seni teater tradisional dengan anak- anak mereka dan mendiskusikan pengamatan mereka terhadap pementasan teater tradisional tersebut. Seni Budaya 165 Kompetensi Inti KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli gotong royong, kerjasama, toleran, damai, santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI 3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesiik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. Kompetensi Dasar Menunjukkan sikap penghayatan dan pengamalan serta bangga terhadap seni teater sebagai bentuk rasa syukur terhadap anugerah Tuhan. Menunjukkan sikap kerjasama, bertanggung jawab, toleran, dan disiplin melalui aktivitas berkesenian. Menunjukkan sikap santun, jujur, cinta damai dalam mengapresiai seni dan pembuatnya. Menunjukkan sikap responsif dan pro-aktif, peduli terhadap lingkungan dan sesama,menghargai pementasan seni dan pembuatnya. Konsep,teknik dan prosedur menyusun naskah lakon bersumber cerita teater tradisional. Menyusun naskah lakon sesuai kaidah seni teater tradisional. Semester 1 BAB 8 Menyusun Naskah Lakon 166 Buku Guru Kelas X SMA MA SMK MAK Tujuan Pembelajaran Pembelajaran menyusun naskah lakon pada sementer 1 bab VIII, Kelas X ini, merupakan tahap berikutnya setelah mempelajari materi seni peran. Pembelajaran melalui materi menyusun naskah lakon, peserta didik dimotivasi dan difasilitasi untuk menguasai konsep, teknik dan prosedur menyusun naskah lakon bersumber cerita daerah atau lakon teater tradisional. Peserta didik melalui pembelajaran, disyaratkan untuk memiliki pemahaman dasar dalam lingkup konsep, teknik dan prosedur menyusun naskah lakon bersumber lakon teater tradisional atau cerita daerah dengan muatan nilai-nilai kependidikan. Kompetensi peserta didik setelah mempelajari materi menyusun naskah lakon pada bab VIII, semester 1 diharapkan dapat memahami; konsep, teknik dan prosedur dalam pembelajaran menyusun naskah lakon bersumber cerita daerah atau lakon pementasan teater tradisional. Materi pembelajaran menyusun naskah lakon dapat dilakukan dalam 2 kali pertemuan. Pertemuan kesatu, guru memotivasi dan memfasilitasi peserta didik untuk memahami materi pembelajaran dengan lingkup; pengertian, ragam jenis dan bentuk dan unsur dalam pembelajaran menyusun naskah lakon. Pertemuan kedua, guru memotivasi dan memfasilitasi peserta didik untuk diajak berkreativitas melalui pemahaman teknik dan prosedur pembelajaran dalam bentuk mengkomunikasikan secara tertulis, lisan dan praktik menyusun naskah lakon bersumber cerita daerah atau lakon teater tradisional sesuai temuan dan pilihan peserta didik. Pembelajaran menyusun naskah lakon bab VIII semester 1, peserta didik diharapkan mampu memahami materi bersumber lakon teater tradisional atau cerita daerah dapat dikemukakan sebagai berikut. Peserta didik, setelah mempelajari materi menyusun naskah lakon diharapkan dapat 1. Mengidentiikasi lakon teater tradisional. 2. Membedakan ragam jenis dan bentuk lakon teater tradisional. 3. Mengidentiikasi unsur-unsur lakon teater tradisional. 4. Membedakan teknik menyusun lakon teater tradisional. 5. Mengapreasiasi lakon teater tradisional. 6. Menganalisis lakon teater tradisional. 7. Menyusun naskah lakon teater tradisional. 8. Mempresentasikan naskah lakon dengan lisan dan tulisan bersumber lakon teater tradisional. Seni Budaya 167 Peta Materi Peta konsep dalam pembelajaran menyusun naskah lakon bersumber lakon teater tradisional atau cerita daerah merupakan panduan kerangka pikir untuk membantu guru dalam mengembangkan materi pembelajaran, agar terjadi peningkatan; pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta didik. Konsep pembelajaran melalui materi menyusun naskah lakon, bukanlah urutan baku dan kaku dalam operasional pembelajarannya. Peta konsep pembelajaran hendaklah dijadikan sebagai acuan dalam pengkategorian materi ajar untuk memudahkan proses pembelajaran peserta didik dalam memahami materi terkait menyusun naskah lakon bersumber teater tradisional atau cerita daerah. Selanjutnya, peta konsep dalam pembelajaran tentang menyusun naskah lakon bersumber lakon teater tradisional atau cerita daerah dipetakan dalam bagan berikut ini. PETA MATERI Pengertian Seni Peran Ragam Jenis Seni Peran Teknik Seni Peran Unsur-unsur Seni Peran Seni Peran Kreativitas Seni Peran Mengobservasi Seni Peran Menginterpretasi Karakter Tokoh Seni Peran Melatih Seni Peran Menampilkan Seni Peran A. Pertemuan Kesatu Tujuan Pembelajaran Pembelajaran pada bab VIII semester 1 pada pertemuan kesatu ini, peserta didik diharapkan dapat memahami menyusun naskah lakon bersumber lakon teater tradisional atau cerita daerah dengan lingkup; pengertian, jenis dan bentuk, dan unsur-unsur dalam menyusun naskah lakon. Indikator untuk mencapai tujuan pembelajaran dalam menyusun naskah lakon bersumber lakon teater tradisional atau cerita daerah peserta didik diharapkan dapat 168 Buku Guru Kelas X SMA MA SMK MAK • Mengidentiikasi lakon teater tradisional. • Membedakan ragam jenis dan bentuk lakon teater tradisional. • Mengidentiikasi unsur-unsur lakon teater tradisional. Indikator capaian peserta didik yang telah direncanakan dalam pembelajaran menyusun naskah lakon bersumber lakon teater tradisional atau cerita daerah. Pelaksanaan pembelajarannya, guru perlu suatu upaya melalui proses pembelajaran. Proses Pembelajaran Proses pembelajaran dalam memahami konsep materi menyusun naskah lakon, meliputi; pengertian, jenis dan bentuk, serta unsur dalam menyusun naskah lakon bersumber lakon teater tradisional atau cerita daerah dilakukan menggunakan pendekatan saintiik, yakni 5 M; mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan. Pembelajaran dengan pendekatan saintiik dalam implementasi pembelajarannya dapat dilakukan dengan tidak selalu berurutan. Artinya, dapat dilakukan dengan variasi komponen pendekatan dalam proses pembelajarannya. Pembelajaran dengan pendekatan saintiik pun, guru dalam proses pembelajarannya dapat memilih dan menggunakan beberapa model yang relevan seperti; model pembelajaran kolaboratif, model pembelajaran penemuan, model pembelajaran berbasis proyek dst. Langkah pertama dalam lingkup pembelajaran menyusun naskah lakon dengan pendekatan saintiik untuk memahami pengertian, ragam jenis dan bentuk, serta unsur–unsur menyusun naskah lakon dalam proses pembelajaran dapat dilakukan sebagai berikut. Informasi Guru Aktiitas guru sebagaimana biasanya sebelum masuk pada pembelajaran inti, dipastikan melakukan kegiatan pembelajaran awal. Salah satu fungsinya, guru memotivasi dan memfasilitasi peserta didik untuk memahami tujuan pembelajaran yang dibahas dan mengaitkan dengan sub-materi pembelajaran yang akan dipelajari peserta didik lebih lanjut. Melalui gambar pementasan teater tradisional yang dimunculkan hanyalah bersifat rangsang kreatif agar peserta didik terlibat dalam situasi pembelajaran yang akan ditempuh. Melalui rangsang gambar ini, dapat digunakan untuk mengukur pemahaman peserta didik sebelum pembelajaran sesungguhnya dilakukan. Artinya, rangsang kreatif peserta didik melalui gambar adegan dalam pementasan teater dapat dijadikan sebagai kegiatan pretest tes awal bagi peserta didik sebagaimana tertera pada tabel 1. Seni Budaya 169 Tabel 1. Pengamatan Menyusun Naskah Lakon Melalui Rangsang Gambar Pementasan Teater Tradisional No. Gambar Tanya Jawab 1. 1. Gambar manakah yang menunjukan pementasan teater tradisional yang ada di
Seni Peran atau Seni Akting adalah Seni untuk berbuat seolah-olah menjadi seseorang atau sesuatu yang bukan dirinya sendiri, sehingga sejalan dengan lakon, naskah atau konsep yang ingin dibawakannya. Istilah “Peran” atau “Akting” berasal dari bahasa Inggris. Dalam bahasa Inggris, istilah acting ini berasal dari kata “to act” yang berarti bertindak, berbuat, melakukan atau berbuat seolah-olah menjadi di luar dirinya. Dari kata “to act” tersebut lahirlah istilah actor untuk istilah pemeran pria dan actrees sebagai sebutan untuk pemeran wanita. Tindakan berbuat seolah-olah menjadi di luar dirinya tersebut tentunya akan dilakukan berdasarkan tokoh yang dibutuhkan dalam lakon. Lakon atau naskah yang dibawakan juga akan memberikan kebutuhan Seni Peran yang berbeda. Selanjutnya, naskah juga akan menyesuaikan terhadap jenis Seni Teater yang dibawakan. Intinya, terdapat berbagai gaya akting atau seni peran yang digunakan dalam berakting. Setiap gaya seni peran tersebut memiliki keunggulan masing-masing, terutama jika dikaitkan dengan jenis kebutuhan akting, seperti akting untuk teater atau film. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah pemaparan mengenai berbagai gaya seni peran. Gaya Seni Peran Seni peran dalam teater tradisional rakyat, menurut Sembung, 1992, hlm. 33 dapat dikatagorikan dalam tiga jenis, yaitu seni peran komikal, seni peran realistik, dan seni peran dengan gaya agung. Gaya Komikal Seni peran gaya komikal berarti gaya yang sarat dengan kelucuan yang harus dihadirkan. Biasanya gaya ini hadir ketika tokoh pelawak mulai muncul atau tampil dalam adegan comic relief bagian komik. Gaya Realistik Merupakan gaya yang menekankan kenaturalan dan kemiripan dengan tokoh manusia yang sebenarnya. Seni peran gaya realistik ditampilkan oleh pemeran lainnya dalam membawakan lakon bersumber kehidupan sehari-hari, misalnya tokoh sejarah atau hanya sekedar tokoh yang harus tampak alamiah. Gaya Agung Seni peran bergaya agung biasanya dilakukan pemeran untuk membawakan cerita atau lakon kolosal/kerajaan. Lakon yang dibawakan pada teater tradisional rakyat sebagian besar tidak berdasar pada naskah tertulis. Sehingga pemeran tidak menghafalkan dialog dan harus melakukan improvisasi atau aksi spontan dengan gaya agung meniru-nirukan gaya tokoh kerajaan. Menyesuaikan Gaya Seni Peran Dari teater tradisional, kita dapat mempelajari bahwa Seni Peran harus menggunakan gaya yang sesuai dengan kebutuhannya. Hal ini juga berlaku bagi Teater Modern bahkan Seni Film sekalipun. Film akan cenderung membutuhkan gaya yang realistik, natural atau alami. Sementara itu Seni Teater Kontemporer akan bergerak tanpa batas melewati berbagai gaya Akting. Karena Teater hari ini banyak membawa berbagai referensi dari berbagai sudut pandang, tanpa membeda-bedakannya. Teater Kontemporer dapat bergaya tradisional, adiluhung dan merakyat secara bersamaan dalam satu Lakon. Seni Peran dalam Teater Tradisional Hal unik lainnya dari Seni Tradisional adalah bahwa seorang Aktris atau Aktor tidak hanya dituntut untuk dapat berakting atau berdialog saja. Mereka juga harus dapat menari, menyanyi, menabuh dan memahami konsep dasar iringan musik. Contohnya adalah seorang Dalang dalam Pementasan Wayang Golek/Kulit selain harus dapat fasih bercerita, ia juga harus memiliki kemampuan untuk memainkan wayangnya sendiri. Wayang Orang akan banyak melibatkan tarian tradisional pula. Persona dan Soft Skill Seni Peran Seseorang yang berakting akan terlibat dengan banyak orang, karena Seni Teater atau Film melibatkan banyak orang untuk memproduksinya. Karenanya, seorang Aktor atau Aktris harus memiliki persona, etos kerja dan kemampuan komunikasi yang baik. Beberapa unsur penting yang harus diperhatikan ketika menjadi pelaku Seni Peran adalah sebagai berikut. Percaya Diri, Seorang Pemain Peran dituntut untuk sadar akan kelebihannya tanpa menjadi sombong dan mengenal kekurangannya sendiri tanpa rendah diri. Berwawasan dan mudah bergaul, Seorang Aktor atau Aktris harus peka terhadap berbagai isu-isu aktual agar dapat mengikuti berbagai naskah atau judul film yang akan dimainkan. Selain itu wawasan juga akan meningkatkan kemampuan komunikasi dalam bergaul dengan unsur lain dalam suatu Seni Teater atau film. Keberanian untuk Mencoba dan Gagal Trial and Error, Dibutuhkan agar dapat mengikuti ekspektasi dari semua tim dan kru produksi. Terkadang karena komunikasi yang kurang baik, keinginan pihak lain seperti Sutradara tidak dapat tercapai dan membutuhkan banyak pengambilan ulang adegan atau latihan. Kerja Keras, Seni ini melibatkan banyak orang yang memiliki kepentingan dan waktu yang berbeda-beda dengan kita. Sehingga seorang pelaku Seni Peran harus mampu bekerja keras mengikuti jadwal latihan atau syuting yang cenderung akan selalu padat. Menghindari Kesalahan Pemilihan Tokoh atau miss casting, Seorang Aktor harus mengerti mengenai kebutuhan yang diperlukan dalam lakon atau naskah yang ia bawakan. Jangan sampai over acting untuk Lakon yang harus realistis, begitu juga sebaliknya, harus lebih ekspresif dan emosional dalam lakon yang memang membutuhkannya. Unsur ekstrinsik persona seorang Aktor atau Aktris di atas terdengar terlalu umum dan dapat dengan mudah diketahui sebagai common sense. Namun memang kenyataannya hal-hal itu sangat dibutuhkan. Tidak sedikit Aktor atau Aktris yang hebat teknik perannya, tapi dihindari untuk casting oleh sutradara atau produser karena gagal memiliki poin-poin di atas. Hal-hal itu adalah kemampuan dasar kehidupan yang sayangnya masih banyak diacuhkan dan jarang diasah dalam keadaan sadar yang terencana oleh orang-orang. Tanpa Pemeran dengan persona dan soft skill yang baik, suatu pertunjukan teater atau film dapat tersendat proses produksinya. Unsur Seni Peran Berbicara soal dasar, selain persona dan soft skill, seorang Pemain atau Pemeran juga harus mengetahui berbagai unsur-unsur pembentuk dari Seni Peran itu sendiri. Mengapa? agar kita mampu melakukan analisis terhadap apa yang kita lakukan sehingga mampu mengevaluasinya. Misalnya, kita dapat menilai unsur apa yang kurang dari akting yang kita lakukan, apakah tubuh kita yang bergerak terlalu kaku? atau suara kita yang kurang lantang? apakah justru penunjang artistiknya yang menghalangi kita? dsb. Unsur seni peran meliputi tubuh, suara, rasa, pikir, dan artistik penunjang seni peran lainnya yang akan dibahas di bawah ini. Lakon/Naskah Lakon adalah naskah cerita yang digunakan untuk melakoni cerita yang dilakukan oleh seorang Pemeran. Unsur ini tentunya sangat penting bagi Seni Teater, karena merupakan nafas atau nyawa untuk menjalin hubungan cerita melalui tokoh atau peran yang dibawakan seorang Pemeran. Unsur Penokohan / Peran Penokohan adalah pembagian karakteristik peran, untuk mendukung suatu Lakon. Contohnya penentuan tokoh protagonis yang merupakan tokoh utama, dan antagonis yang merupakan penghambat atau tokoh yang memiliki konflik dengan pelaku utama . Penokohan dalam Seni Teater dapat dibagi menjadi beberapa kedudukan tokoh atau peran, antara lain Protagonis, Antagonis, Deutragonis, Foil, Tetragoni, Confident, Raisonneur, dan Utility. Unsur Tubuh Tubuh seseorang dengan seperangkat anggota badan dan ekspresi wajah merupakan unsur penting yang perlu diperhatikan oleh seorang seniman teater. Perhatian yang dimaksud termasuk pengolahan atau pelatihan agar tubuhnya memiliki lentur, memiliki stamina yang kuat dan reflek yang cekatan untuk digunakan sebagai penunjang utama gerak dalam berakting. Unsur Suara Suara, atau vokal adalah salah satu unsur utama yang digunakan untuk menyampaikan pesan dan dialog dari Seni Teater. Selain itu beberapa jenis Drama Teater akan membutuhkan unsur ini untuk bernyanyi, hingga menirukan berbagai suara di luar manusia, seperti Hewan dan benda tertentu. Unsur Penghayatan Penghayatan atau penjiwaan berarti mengisi dan memanipulasi suasana perasaan hati, ketika membawakan tokohnya di pentas. Menghayati tokoh yang diperankan sangatlah penting, karena akan memberikan dampak yang besar pada kualitas performans dari seorang Aktor/Aktris. Unsur Ruang Ruang dalam Seni ini merupakan ruang imajiner yang diciptakan Pemeran untuk mengolah posisi tubuh dan jarak rentangan tangan dengan anggota badannya. Terdapat beberapa variasi ruang, yaitu lebar gerak besar, sedang gerak wajar, kecil gerak menciut. Contohnya, melalui gerak besar, pemeran akan memberikan suasana; sombong/angkuh, menguasai, agung, perbedaan status, dan kebahagiaan atau justru tampak marah. Unsur Kostum Kostum adalah perlengkapan yang dikenakan, menempel atau melekat pada seniman peran untuk memperindah tubuh pemain pada wujud lahiriah dalam aksi seni peran di atas pentas. Kostum meliputi unsur rias, busana, dan asesoris. Selain untuk tujuan estetis, kostum juga berfungsi sebagai penguat atau memperjelas watak tokoh, baik secara fisik, psikis, moral atau sosial. Unsur Properti Properti yang dimaksud dalam Seni Peran adalah semua peralatan yang akan berinteraksi atau digunakan oleh Pemain, baik yang dikenakan maupun yang tidak dikenakan ditubuh. Biasanya properti dapat dikenakan oleh tangan handprop dan berfungsi untuk penguat watak atau karakter seorang pemain, seperti tas, topi, tongkat, kipas, busur, golok, dll. Unsur Musikal Unsur musikal adalah unsur pembangun suasana laku seni peran di atas pentas, meliputi; irama suasana hati, hingga ke irama vokal dari suatu lagu atau nyanyian yang dibutuhkan untuk membawakan lakon. Teknik Dasar Seni Peran Selain memahami unsur-unsur seni peran, pengetahuan serta latihan teknik dasar dari seni peran itu sendiri amatlah penting. Teknik dasar peran adalah metode dan strategi dasar dalam melakukan atau memainkan Peran. Selain teknik, teknik dasar seni peran juga melibatkan berbagai latihan untuk mempersiapkan tubuh seorang Pemain. Teknik dasar Seni Peran meliputi beberapa poin di bawah ini. Olah Tubuh Yakni atihan dasar untuk menjaga stamina dan kelenturan tubuh. Olah Suara/Vokal Latihan untuk menjaga dan meningkatkan kemampuan vokal. Olah Rasa Latihan untuk meningkatkan kemampuan penghayatan dan imajinasi. Ruang Merupakan kemampuan untuk mengetahui kebutuhan suatu ruang pergerakan dari fragmen atau adegan. Misalnya agar tidak melakukan blocking, yaitu menunjukan punggung pada penonton, sehingga mereka tidak dapat melihat ekspresi dan gerakan tubuh Pemain dengan baik. Referensi Sembung Willy F 1992. Topeng Banjet Karawang Dewasa ini Sebuah Tinjauan Deskriptif. Bandung Laporan Penelitian STSI. Rendra. 2013. Seni Drama untuk Remaja. Bandung Pustaka Jaya. Arayana 2005. Teknik Seni peran . Bandung Diktat Bahan Pembelajaran Program Teater ISBI.
Pengertian Seni Peran – Pada kehidupan bermasyarakat banyak sekali hal-hal yang berkaitan dengan peran, namun tahu gak sih sebenarnya apa itu peran, banyak kata peran diucapkan karena sudah tidak asing lagi ditelinga, apalagi kalau anda sering melihat sebuah perfilman atau sebuah kontes perwayangan yang didalamnya banyak sekali peran-peran yang dilakukan oleh setiap pemain wayangnya. Berikut ini pembahasan tentang seni peran, pengertian seni peran, unsur-unsur seni peran dan teknik seni peran Pengertian Seni PeranPengertian Seni Peran Menurut Para AhliUnsur-unsur Seni PeranGaya Seni Peran dalam Teater TradisionalGaya KomikalGaya RealistikGaya AgunMenyesuaikan Gaya Seni PeranSeni Peran dalam Teater TradisionalTeknik Dasar Seni Peran Seni Peran atau Seni Akting adalah Seni untuk berbuat seolah-olah menjadi seseorang atau sesuatu yang bukan dirinya sendiri,peran adalah suatu kegiatan yang menunjukan sikap dari sifat yang ditimbulkan dalam diri seseorang. sehingga sejalan dengan lakon, naskah atau konsep yang ingin dibawakannya. Istilah “Peran” atau “Akting” berasal dari bahasa Inggris dari kata “to act” yang berarti bertindak, berbuat, melakukan atau berbuat seolah-olah menjadi diluar dirinya dari kata “to act” tersebut lahirlah istilah Actor untuk istilah pemeran pria dan Actrees sebagai sebutan untuk pemeran wanita. Jadi secara lebih jelasnya Seni peran ialah unsur pentin dalam pementasan teater, tanpa kehadiran seni peran yang dilakukan seorang atau banyak orang selaku pemeran di atas pentas tidak mungkin terjadi peristiwa teater Oleh karena itu, pembelajaran pertama dalam seni teater yang kamu harus pahami adalah teori, konsep, teknik dan prosedur tentang seni peran. Tahukah kamu bahwa seni teater keragaman yang kita miliki dan kita ketahui, baik teater tradisional maupun teater non tradisional memiliki jenis dan bentuk pementasan yang khas, ragam teater tradisional dan ciri-ciri kehadiran seninya di setiap suku dan masyarakat Indonesia sangat berhubungan erat dengan kehidupan secara adat dan upacara yang mengantarkan pada pembahasan seni peran dalam teater tradisional. Lakon atau naskah yang dibawakan akan memberikan kebutuhan Seni Peran yang berbeda dan menyesuaikan terhadap jenis Seni Teater yang dibawakan terlebih jika sudah berurusan dengan Teater Tradisional. Perlu kamu ketahui bahwa teater tradisional yang tumbuh dan berkembang di daerah bersifat khas dan unik, dilihat dari unsur-unsur pembentuk seninya dapat dibedakan menjadi dua bentuk pementasan, yaitu teater tradisional rakyat dan teater tradisional istana. Terkait dengan media ekspresinya dapat pula dibedakan yaitu teater manusia dan teater boneka. Pengertian Seni Peran Menurut Para Ahli Aristoteles seni adalah peniruan terhadap alam tetapi sifatnya harus ideal. B. Plato dan Rousseau seni adalah hasil peniruan alam dengan segala seginya. C. Ki Hajar Dewantara seni adalah segala perbuatan manusia yang timbul dari perasaan dan sifat indah, sehingga menggerakan jiwa perasaan manusia D. Ahdian Karta Miharja seni adalah kegiatan rohani yang mereflesikan realitas dalam suatu karya yang bentuk dan isinya mempunya untuk membangkitkan pengalaman tertentu dalam rohaninya penerimanya. E. Drs. Sudarmaji Seni peran adalah segala manifestasi batin dan pengalaman estetis dengan menggunakan media bidang,garis,warna,tekstur,volume dan gelap terang. F. Drs Popo Iskandar Seni peran adalah hasil ungkapan emosi yang ingin di sampaikan kepada orang lain dalam kesadaran hidup bermasyarakat/berkelompok. G. Prof. Drs. Suwaji bastomi Seni peran adalah aktivitas batin dengan pengalaman estetika yang menyatakan dalam bentuk agung yang mempunyai daya membangkitkan rasa takjub dan haru. H. Enslikopedia Indonesia Seni peran adalah penciptaan segala hal atau benda yang karena keindahannya orang senang melihatnya atau mendengarnya. Unsur-unsur Seni Peran Pada dasarnya seorang pemain dalam membawa seni peran harus prima dan mempesona di atas pentas, unsur seni yang dimaksud adalah tubuh, suara, rasa, pikir, dan artistik penunjang seni peran lainnya. Pentingnya unsur-unsur seni peran ialah untuk memberikan kesempurnaan dan totalitas ekspresi dalam membangun perwatakan peran dan pesan moral yang diungkapkan seorang pemain dalam suatu hubungan unsur. Lakon/Naskah Unsur ini adalah naskah untuk melakoni cerita yang dilakukan oleh seorang Pemeran. Unsur ini sangat penting bagi Seni Teater, karena merupakan nafas atau nyawa untuk menjalin hubungan cerita melalui tokoh atau peran yang dibawakan seorang Pemeran. Unsur Penokohan / Peran Penokohan adalah pembagian karakteristik peran, untuk mendukung suatu Lakon. Contohnya penentuan tokoh protagonis yang merupakan tokoh utama, dan antagonis yang merupakan penghambat atau tokoh yang memiliki konflik dengan pelaku utama . Penokohan dalam Seni Teater dapat dibagi menjadi beberapa kedudukan tokoh atau peran, antara lain Protagonis, Antagonis, Deutragonis, Foil, Tetragoni, Confident, Raisonneur, dan Utility. Unsur Tubuh Tubuh seseorang dengan seperangkat anggota badan dan ekspresi wajah merupakan unsur penting yang perlu diperhatikan oleh seorang seniman teater. Perhatian yang dimaksud termasuk pengolahan atau pelatihan agar tubuhnya memiliki lentur, memiliki stamina yang kuat dan reflek yang cekatan untuk digunakan sebagai penunjang utama gerak dalam berakting. Unsur Suara Suara, atau vokal adalah salah satu unsur utama yang digunakan untuk menyampaikan pesan dan dialog dari Seni Teater. Selain itu beberapa jenis Drama Teater akan membutuhkan unsur ini untuk bernyanyi, hingga menirukan berbagai suara diluar manusia, seperti Hewan dan benda tertentu. Unsur Penghayatan Penghayatan atau penjiwaan berarti mengisi dan memanipulasi suasana perasaan hati, ketika membawakan tokohnya di pentas. Menghayati tokoh yang diperankan sangatlah penting, karena akan memberikan dampak yang besar pada kualitas performans dari seorang Aktor/Aktris. Unsur Ruang Ruang dalam Seni ini merupakan ruang imajiner yang diciptakan Pemeran untuk mengolah posisi tubuh dan jarak rentangan tangan dengan anggota badannya. Terdapat beberapa variasi ruang, yaitu lebar gerak besar, sedang gerak wajar, kecil gerak menciut. Contohnya, melalui gerak besar, pemeran akan memberikan suasana; sombong/angkuh, menguasai, agung, perbedaan status, dan kebahagiaan atau justru tampak marah. Unsur Kostum Kostum adalah perlengkapan yang dikenakan, menempel atau melekat pada seniman peran untuk memperindah tubuh pemain pada wujud lahiriah dalam aksi seni peran di atas pentas. Kostum meliputi unsur rias, busana, dan asesoris. Selain untuk tujuan estetis, kostum juga berfungsi sebagai penguat atau memperjelas watak tokoh, baik secara fisik, psikis, moral atau sosial. Unsur Properti Properti yang dimaksud dalam Seni Peran adalah semua peralatan yang akan berinteraksi atau digunakan oleh Pemain, baik yang dikenakan maupun yang tidak dikenakan ditubuh. Biasanya properti dapat dikenakan oleh tangan handprop dan berfungsi untuk penguat watak atau karakter seorang pemain, seperti tas, topi, tongkat, kipas, busur, golok, dll. Unsur Musikal Unsur musikal adalah unsur pembangun suasana laku seni peran di atas pentas, meliputi; irama suasana hati, hingga ke irama vokal dari suatu lagu atau nyanyian yang dibutuhkan untuk membawakan lakon. Gaya Seni Peran dalam Teater Tradisional Gaya seni peran dalam teater tradisional rakyat, menurut Sembung, dapat dikatagorikan dalam tiga jenis adalah seni peran komikal, seni peran realistik, dan seni peran dengan gaya agung. Gaya Komikal Seni peran gaya komikal berarti gaya yang sarat dengan kelucuan yang harus di hadirkan. Biasanya gaya ini hadir ketika tokoh pelawak mulai muncul atau tampil dalam adegan comic relief bagian komik. Gaya Realistik Merupakan gaya yang menekankan kenaturalan dan kemiripan dengan tokoh manusia yang sebenarnya. Seni peran gaya realistik ditampilkan oleh pemeran lainnya dalam membawakan lakon bersumber kehidupan sehari-hari, misalnya tokoh sejarah atau hanya sekedar tokoh yang harus tampak alamiah. Gaya Agun Seni peran bergaya agung biasanya dilakukan pemeran untuk membawakan cerita atau lakon kolosal/kerajaan. Lakon yang dibawakan pada teater tradisional rakyat sebagian besar tidak berdasar pada naskah tertulis. Sehingga pemeran tidak menghafalkan dialog dan harus melakukan improvisasi atau aksi spontan dengan gaya agung meniru-nirukan gaya tokoh kerajaan. Menyesuaikan Gaya Seni Peran Dari teater tradisional, kita dapat mempelajari bahwa Seni Peran harus menggunakan gaya yang sesuai dengan kebutuhannya. Hal ini juga berlaku bagi Teater Modern bahkan Seni Film sekalipun. Film akan cenderung membutuhkan gaya yang realistik, natural atau alami. Sementara itu Seni Teater Kontemporer akan bergerak tanpa batas melewati berbagai gaya Akting. Karena Teater hari ini banyak membawa berbagai referensi dari berbagai sudut pandang, tanpa membeda-bedakannya. Teater Kontemporer dapat bergaya tradisional, adiluhung dan merakyat secara bersamaan dalam satu Lakon. Seni Peran dalam Teater Tradisional Hal unik lainnya dari Seni Tradisional adalah bahwa seorang Aktris atau Aktor tidak hanya dituntut untuk dapat berakting atau berdialog saja. Mereka juga harus dapat menari, menyanyi, menabuh dan memahami konsep dasar iringan musik. Contohnya adalah seorang Dalang dalam Pementasan Wayang Golek/Kulit selain harus dapat fasih bercerita, ia juga harus memiliki kemampuan untuk memainkan wayangnya sendiri. Wayang Orang akan banyak melibatkan tarian tradisional pula. Persona dan Soft Skill Seni Peran, Seseorang yang berakting akan terlibat dengan banyak orang, karena Seni Teater atau Film melibatkan banyak orang untuk memproduksinya. Karenanya, seorang Aktor atau Aktris harus memiliki persona, etos kerja dan kemampuan komunikasi yang baik. Beberapa unsur penting yang harus diperhatikan ketika menjadi pelaku Seni Peran adalah Percaya Diri. Seorang Pemain Peran dituntut untuk sadar akan kelebihannya tanpa menjadi sombong dan mengenal kekurangannya sendiri tanpa rendah diri. Berwawasan dan mudah bergaul. Seorang Aktor atau Aktris harus peka terhadap berbagai isu-isu aktual agar dapat mengikuti berbagai naskah atau judul film yang akan dimainkan. Selain itu wawasan juga akan meningkatkan kemampuan komunikasi dalam bergaul dengan unsur lain dalam suatu Seni Teater atau film. Keberanian untuk Mencoba dan Gagal Trial and Error. Dibutuhkan agar dapat mengikuti ekspektasi dari semua tim dan kru produksi. Terkadang karena komunikasi yang kurang baik, keinginan pihak lain seperti Sutradara tidak dapat tercapai dan membutuhkan banyak pengambilan ulang adegan atau latihan. Kerja Keras. Seni ini melibatkan banyak orang yang memiliki kepentingan dan waktu yang berbeda-beda dengan kita. Sehingga seorang pelaku Seni Peran harus mampu bekerja keras mengikuti jadwal latihan atau syuting yang cenderung akan selalu padat. Menghindari Kesalahan Pemilihan Tokoh atau miss casting. Seorang Aktor harus mengerti mengenai kebutuhan yang diperlukan dalam lakon atau naskah yang ia bawakan. Jangan sampai over acting untuk Lakon yang harus realistis, begitu juga sebaliknya, harus lebih ekspresif dan emosional dalam lakon yang memang membutuhkannya. Unsur ekstrinsik persona seorang Aktor atau Aktris diatas terdenga r terlalu umum dan dapat dengan mudah diketahui sebagai common sense. Namun memang kenyataannya hal-hal itu sangat dibutuhkan. Tidak sedikit Aktor atau Aktris yang hebat teknik perannya, tapi dihindari untuk casting oleh sutradara atau produser karena gagal memiliki poin-poin diatas. Hal-hal itu adalah kemampuan dasar kehidupan yang sayangnya masih banyak diacuhkan dan jarang di asah dalam keadaan sadar yang terencana oleh orang-orang. Tanpa Pemeran dengan persona dan soft skill yang baik, suatu pertunjukan teater atau film dapat tersendat proses produksinya. Berbicara soal dasar, selain persona dan soft skill, seorang Pemain atau Pemeran juga harus mengetahui berbagai unsur-unsur pembentuk dari Seni Peran itu sendiri. Teknik Dasar Seni Peran Teknik dasar peran adalah metode dan strategi dasar dalam melakukan atau memainkan Peran. Selain teknik, teknik dasar seni peran juga melibatkan berbagai latihan untuk mempersiapkan tubuh seorang Pemain. Teknik dasar Seni Peran meliputi Olah Tubuh. Latihan dasar untuk menjaga stamina dan kelenturan tubuh. Olah Suara/Vokal. Latihan untuk menjaga dan meningkatkan kemampuan vokal. Olah Rasa. Latihan untuk meningkatkan kemampuan penghayatan dan imajinasi. Ruang. Merupakan kemampuan untuk mengetahui kebutuhan suatu ruang pergerakan dari fragmen atau adegan. Misalnya agar tidak melakukan blocking, yaitu menunjukan punggung pada penonton, sehingga mereka tidak dapat melihat ekspresi dan gerakan tubuh Pemain dengan baik.
gambar manakah yang menunjukkan jenis seni peran yang kamu ketahui